Subscribe:

Pages

Kamis, 09 April 2015

Memahami Bahan Bangunan

BATU BATA

       Bata merupakan unsur bangunan yang dibuat dari tanah liat, dicetak dalam bentuk balok-balok, yang setelah dibakar menjadi keras. Jadi, dapat dikatakan juga suatu batu-batuan yang digunakan untuk pembuatan dinding bangunan, dan bila tidak ada bahan lain, dipakai juga untuk pembuatan pondasi.

Pengolahan Tanah Liat Menjadi Batu Bata

1.        Pembusukan
              Tanah liat hasil penggalian digundukkan di lapangan sampai setinggi lebih kurang 2 m, dan         dibiarkan kehujanan dan kepanasan. Ada pula ynag disimpan dalam rungan lembab selama 1 bulan       lebih. Semuanya ini dimaksudkan untuk membusukkan organisme yang ada di dalam tanah liat.
2.        Pelumatan
              Tanah liat yang akan dikerjakan, campurannya harus merata, artinya kadar pasir dalam               adonan tanah liat harus tercampur merata. Pekerjaan mencampur ini disebut pekerjaan pelumatan.         Pekerjaan ini bila tidak dikerjakan dengna mesin, biasanya secara diinjak-injak oleh orang atau             kerbau, dan tanah liatnya dalam keadaan basah.

Pencetakan Bata

      Secara manual, pencetakan bata adalah sebagai berikut :
1.     Alat cetaknya dibuat dari kayu yang berbetuk kerangka, yang mempunyai ukuran intern (dalam)           sesuai dengan ukuran bata yang dikehendaki
2.      Biasanya ukurannya diambil sama dengan ukuran yang dikehendaki ditambah dengan 10% untuk         penyusutan
3.      Pembantu pencetak bata mengambil tanah liat basah dari tempat pengadukan atau pelumatan tanah       liat dan dibuatnya bola-bola tanah liat, yang besarnya atau isinya sedikit lebih dari isi bata dalam         cetakan
4.       Bola-bola ini diantarkan kepada pencetak bata untuk selanjutnya dibentuk bata
5.      Untuk para pencetak, selain harus disediakan meja dan kerangka-kerangka bata, juga harus                   disediakan emper air untuk mencelup cetakan, dan emper pasir halus
6.      Cetakan tersebut dicelupkan ke dalam air dan diletakkan di atas meja, yang telah ditaburu dengan         pasir halus
7.      Bola tanah liat tadi dibandingkan ke dalam cetakan sehingga mingisi penuh juga pada sudut-               sudutnya
8.      Kelebihan tanah liat yang menonjol ke atas dari cetakan dipotong denga kawat halus yang                   direntangkan, dan sisa tanah liat ini dikumpulkan untuk dilumatkan kembali
9.      Bata taanh liat ini kemudian dikeringkan selama dua hari di musim panas.

Pembakaran Bata

     Cara pembakaran terbuka (dapur terbuka), artinya pembakaran dilakukan di tengah lapang (ladang). Yaitu dengan cara :
Ø         Bata mentah disusun pada sisinya, tidak rapat, setinggi lebih kurang 2 m, lebarnya 2-3 m, dan            panjangnya ada yang sampai 5 m, tergantung dari banyaknya yang hendak dibakar
Ø     Dibagian bawahnya diberi lubang-lubang untuk pembakaran dan di dalmanya dibuat pula saluran-        saluran asap
Ø         Sisi luarnya ditutup dengan bata yang setengah matang, yang saling dilekatkan dengan tanah liat
Ø         Pembakaran selanjutnya dulakukan siang malam dengan mempergunakan kayu dan jerami padi            sebagai bahan bakarnya.

Jenis-Jenis Bata

1.     Bata klingker, mempunyai kuat desak antara 300 – 400 kg/cm² bunyinya nyaring kalau dipukul,          warnanya rata-raat biru abu-abu, bersifat keras dan sukar dipotong. Kadang-kadang terdapat bagian      bidangnya yang mengkilap karena meleleh pada waktu proses pembakaran. Digunakan untuk                pekerjaan bangunan air dan jembatan, untuk pasangan dinding bawah tanah, dinding sumur, bagian      dinding ”trasraam”, dinding bak air, dan pondasi.
2.      Bata merah abu-abu, batanya keras dan warnanya lebih banyak keabu-abuan dari pada merahnya.         Dibagi menjadi 2 kelompok :
     Ø        Yang mempunyai kuat desak antara 200 – 300 kg/cm², dipergunakan sebagai pasangan dinding             luar dari bangunan yang tidak perlu diplester sehingga terlihat keindahan bata serta konstruksi             susunannya
     Ø       Yang mempunyai kuat desak antara 100 – 200 kg/cm², dipergunakan sebagai pasangan dinding             luar dari bangunan yang diplester.
     Kedua macam bata ini dapat dipergunakan sebagai pasangan pondasi bangunan gedung, bila batu          kali susah didapat karena harganya terlalu mahal.
3.    Bata merah yang disebut bata normal, karena warnanya merah merata sampai bagian dalamnya.            Mempunyai kuat desak antara 60 – 100 kg/cm², digunakan untuk pasangan dinding yang tidak              perlu menerima atau mendukung beban,  atau dinding bagian dalam.
4.    Bata merah tanah atau setengah matang, kebanyakan bata ini bila dipotong bagian dalamnya                terlihat masih berwarna tanah. Bata ini tidak baik digunakan sebagai bahan bangunan dan harus            dibakar kembali

Ukuran Bata

        Syarat bata menurut pandangan luar adalah sebagai berikut :
§   Bidang-bidang sisinya harus datar
§   Rusuk-rusuknya harus tajam dan siku
§   Batanya tidak menunjukkan retak-retak
§   Bila dipukkul nyaring bunyinya
§   Bila dipatahkan, pada bidang patahnya harus terlihat struktur yang sama, pula warna yang merata.

        Syarat ukuran bata yang telah ditentukan dalam bata merah sebagai bahan bangunan (NI 10) dari Yayasan Dana Normalisasi Indonesia adalah :
a.         Panjang = 240 mm; lebar = 115 mm; dan tebal = 52 mm
b.        Panjang = 230 mm; lebar = 110 mm; dan tebal = 50 mm
        Penyimpangan dari ukuran yang tersebut di atas, untuk panjang tidak boleh lebih dari 3%, untuk lebar maximum 4%, dan untuk tebal maximum 5%. Dan antara bata-bata berukuran besar dengan bata yang berukuran kecil selisih ukuran tidak boleh lebih dari 100 mm untuk panjang, 5 mm untuk lebar, dan 4 mm untuk tebalnya.

Mutu Bata

       Berdasarkan kuat desak bata, yang banyak terdapat dalam perdagangan di Indonesia, dibagi dalam 3 golongan :
a.         Mutu tingkat I      : mempunyai kuat desak lebih dari 100 kg/cm²
b.        Mutu tingkat II    : mempunyai kuat desak antara 80 - 100 kg/cm²
c.         Mutu tingkat II    : mempunyai kuat desak antara 60 - 80 kg/cm²



BATU ALAM

1.    Batuan
       Yang dimaksud batu alam adalah batuan yang terdapat dimuka bumi, maupun dalam kulit bumi, yang digunakan sebagai bahan bangunan
       Menurut cara terbentuknya, batuan dibagi sebagai berikut :
       a.    Batuan beku
       b.    Batuan endapan
            Menurut susunannya batuan endapan dibagi dalam ;
            ·      Batuan endapan pecahan
                Endapan yang susunannya khusus dari pelapukan batuan dan hancuran dari batuan
            ·      Batuan endapan kimia
                Terbentuk karena reaksi-reaksi yang terjadi kemudian, misal endapan dari batu karang                         menghasilkan endapan batu kapur.
            ·     Batuan endapa biologi
                Berasal dari pengendapan tumbuh-tumbuhan, pohon-pohonan yang lambat laun menjadi                     keras.
      c.    Batuan metamorf
           Misal batu kapur berubah menjadi batu marmer, dll.

2.    Senyawa – Kalsium
     a)    Batu kapur, merupakan endapan dari karbonat kalsium (CaCO3), yang merupakan bahan yang             penting untuk bangunan.
     b)   Batu gips, merupakan batuan endapan dari fosfat kalsium [Ca3(PO4)2], yang banyak digunakan           di pabrik semen.
     c)  Apatit, merupakan batuan endapan dari fosfat kalsium [Ca3(PO4)2], kebanyakan diolah untuk              dijadikan super fosfat yang sangat berguna untuk tanaman dan didapat pula produksi sampingan          gips.
    d)  Asbest, merupakan silikat yang mempunyai gabungan dengan unsur-unsur magnesium dan                 kalsium [CaMg3(SiO3)4]


Macam-macam batuan beku yang membeku di luar kulit bumi :

·      Basalt,  warnanya abu-abu kebiruan karena mengandung bijih besi magnit.
·      Profir, mempunyai warna yang bermacam-macam
·   Trakit dan andesit, warnanya abu-abu agak gelap tetapi oleh oksidasi warnanya agak kekuningan atau     agak kehijauan.

Macam-macam batuan beku yang membeku di dalam kulit bumi :

·     Granit, kuat terhadap getaran dan terhadap suhu yang tinggi tetapi bila suhu diturunkan atau disiram     dengan air, batu ini akan retak-retak atau hancur.
·     Syenit, warnanya bagus untuk lantai bangunan
·     Diorit, warnanya kebanyakan hijau tua gelap dan bagus untuk ubin.
·     Gabro, warnanya hijau tua gelap atau hijau kehitaman

Macam-macam batuan endapan :

·     Batuan endapan pecahan ; batu sabak, batu pasir atau batu padas, breksi, endapan pasir, endapan         krikil, endapan kaolin dan endapan tanah liat, serta endapan tras.
·     Batuan endapan kimia : batu kapur, batu gips, batu garam.


Batu untuk bangunan :

·    Batu hias, dalam bentuk ubin dengan ukuran 2,5 cm sampai 10 cm dan ukuran lebar dan panjang        dari 35 cm sampai 100 cm.
·    Batu hias dari batu pasir atau batu padas dalam ukuran lebar dan panjang dari 25 cm sampai 65 cm      dan tebal 2,5 cm sampai 10 cm
·     Batu pecah :
    ü    Untuk alas jalan berukuran (panjang dan lebar) dari 5 cm sampai 25 cm dan tebalnya antara 10             cm sampai 25 cm.
    ü   Kricak besar, yang digunakan utnuk pelapisan jalan aspal beton, berukuran 1,5 cm sampai 7 cm
    ü   Kri cak halus (split), berupa batu pecah yang lebih halus dan berukuran dari 2 mm sampai 25 mm
    ü   Syarat-syarat dari kricak besar dan halus adalah bersih, tahan terhadap pengaruh perubahan cuaca,        bersudut, tajam, dan memenuhi syarat kekuatan menurut kebutuhan.



ADUKAN


Mendiskripsikan pengertian adukan, sifat-sifat adukan dan fungsi adukan 

a. Pengertian adukan
         Adukan adalah suatu campuran dari bahan pengikat dan bahan pengisi serta air sampai konsisten tertentu. Adukan yang memakai semen mempunyai kekuatan adhesi yang besar akan tetapi pengerjaan agak sukar. Sedangkan adukan yang menggunakan bahan pengikat kapur kekuatan serta adhesinya rendah jika dibandingkan menggunakan semen, oleh karena itu sering dilakukan pencampuran antara semen.
b. Sifat-sifat adukan
         Ada beberapa sifat-sifat yang perlu diperhatiakn untuk membuat adukan yaitu :
        - Kemudahan untuk bekerja
        - Sifat penyusutan
        - Kekuatan
         Untuk adukan pasangan diperlukan kekuatan adhesi yang cukup sedangkan untuk plesteran untuk luar harus mempunyai sifat kedap terhadap air, untuk itu diperlukan campuran yang berbeda-beda sesuai dengan jenis pekerjaan yang dikerjakan
c. Fungsi adukan dalam pasangan
         Adapun fungsi adukan dalam pasangan diantaranya adalah :
       - Sebagai pengikat antara bata yang satu dengan yang lain
       - Untuk menghilangkan deviasi dari permukaan bata
       - Untuk menyalurkan beban dari bata yang berada diatasnya
       - Untuk meratakan permukaan tembok


Bahan adukan

a. Kapur
          Kapur sebagai bahan pengikat, ada dua macam ayitu kapur tohor dan kapur padam. Kapur tohor jika digunakan untuk adukan harus dipadamkan dulu (disibar). Sifat yang menguntungkan dari kapur adalah keplastisannya tinggi dan kapur yang baik digunakan untuk bahan adukan adalah kapur padam, yang lewat ayakan 0,3 mm dan semakin halus butirannya semakin bagus.
b. Semen portland (SP)
          Semen portland adalah bahan hidrolik artinya dapat mengikat/mengeras setalah bereaksi dengan air. Semen mempunyaiproses pengerasan yang relatif cepat dan penyusutannya juga relatif rendah jika dibanding dengan bahan pengikat lain.
Semen yang baik digunakan adalah semen yang masih bebentuk tepung yang halus (belum mengkristal)
c. Semen merah
         Semen merah adalah hasil dari penghancuran bata, genting dan bahan-bahan bakan lempung lain, hingga menjadi tepung. Semen merh merupakan bahan tambahan hidrolik bila dicampurkan dengan kapur dan air dapat mengeras dengan perbandingan tertentu


Bahan agregat

a. Pasir
          Pasir sebagai bahan pengisi dipaikai bersama dengan bahan pengikat dan air. Syarat pasir yang baik adalah :
- butiran pair gradasinya harus bervariasi ukurannya antara 0,65 mm s.d. 4,8 mm
- butiran harus keras dan sisinya berbentuk tajam, tidak mudah hancur karena cuaca/iklim
- kadar lumpur maksimum 5 % dari jumlah berat pasir
- tidak boleh mengandung bahan-bahan organik/kimia
b. Tras
          Tras berasal dari lapukan batuan gunung api (tanah tuf atau batu tuf) yang mengandung silika. Tras adalah bahan yang relatif lunak jika dibanding dengan pasir, semakin halus tras maka semakin aktif sifatnya, akan tetapi penyusutannya juga besar. Ukuran tras yang baik llos pada ayakan 2,5 mm
c. Kerikil
          Kerikil adalah agregat kasar yang digunakan untuk bahan campuran pengecoran/beton bertulang.
          Untuk plesteran dan pekerjaan siar, adukan dapar dibagi dalam 3 jenis :
         1.      plesteran dari bidang tembok yang tidak rata, dan perbaikan dari tembok tua, dengan tebal              15 mm setelah kering.
         2.      plesteran dari tembok yang rata dengan tebal rata-rata 10 mm.
         3.      plesteran pada bidang tembok yang sangat rata, lantai-beton dan pekerjaan yang kurang                  penting, yang selain oleh tegak-siarnya yang tampak bening terhadap batu yang dipakai,                tidak terhalang setebal 6 mm.
Jenis dari sub 1 :
           Perbaikan dari tembok tua : 1 kapur + 2 pasir atau 1 1/4 kapur kerang + 2 pasir
Jenis dari sub 2 :
          Tembok biasa  : 1 kapur + 1 semen merah + 1 pasir atau
                                  1 ¼ kapur-kerang + 2 pasir
          Tembok batu   : 1 kapur + 2 pasir atau 1 kapur-kerang + 2 pasir
          Bingkai tras (trasraam) dan dinding dalam dari tempat simpan-air yang penting :
          1 SP : 1 pasir
         Talang air, dinding dalam dari sumur-kakus, bak air untuk kamar mandi :
         1 SP : 2 pasir
         Tembok batu kali, bata, lantai lama, lantai, plin, tangga, busur beton :
         1 SP + 3 pasir
Jenis dari sub 3 :
         Lantai beton     : 1 SP + 3 pasir
         Plesteran          : 1 kapur + 1 semen merah + 1 pasir atau
                                  1 kapur-kerang + 1 semen merah + 1 pasir
        Syarat utama pada pembuatan adukan adalah :
  • Campuran bahan-bahan dasarnya harus tersduk betul-betul, dan penambahan airnya harus           tepat sekali banyaknya. Pada pembuatan adukan untuk pekerjaan-pekerjaan di laut, haruslah diperhatikan :
  • bahan tambah hidrolik berlabihan pada adukan tidak akan merusak, karena yang tidak terikat dengan kapur dapat bekerja sebagai pasir
  • adukan yang berpori akan menyebabkan masuknya air laut, yang akan merusak tembok.
  • Kapur air tidak dapat dipercaya, lebih baik dipergunakan semen polosan.


BETON

        Beton adalah suatu campuran yang menjadi satu-betul dari semen, dan bahan-bahan berupa pasir, kerikil atau batu pecah, dalam perbandingan tertentu, serta ditambahkan air.
Bahan dasarnya adalah :
  • Semen (SP), yang dapat ditambah posolan
  • Pasir yang dapat dibagi dalam beberapa jenis, misalnya pasir yang digali dari dalam galian, pasir-kali, atau pasir-sungai dan pasir-laut, dapat juga berupa pasir batu pecah/kricak
  • Krikil atau betu pecah/kricak

Perbandingan campuran

      Beton dapat dibagi dalam 2 jenis :
      1.     beton yang seperti tanah yang baru digali, jadi agak lembab. Disebut juga ”beton tumbuk”             yang belakangan ini jarang dipergunakan lagi, karena sukar pengerjaannya dan memerlukan           sangat banyak perhatian sewaktu mengerjakannya.
     2.       beton plastik, adalah beton yang keadaannya seperti bubur. Sering dipergunakan untuk                   mengecor  beton bertulang, jadi untuk pekerjaan-pekerjaan beton yang sukar, dan dengan kadar       air sebanyak 10-18% dari isinya.
        Untuk busur beton, pipa-pipa beton, umpak tiang kayu, lantai pintu air, alur (sponing), lantai   penumpah, landasan di bawah balok baja jembatan, dan sebagainya, dipakai perbandingan campuran :
1 semen + 2 pasir + 3 krikil
           Untuk lantai, pengecoran di dalam air, lapis tutup setebal 6 mm dan sebagainya, dipakai :
1 semen + 2 ½ pasir + 5 krikil
           Untuk pengecoran beton di dalam air, kalau adukan baster tidak dapat dipergunakan karena satu hal, untuk lantai di atas pasir setebal 6-7 cm, dan sebagainya dipakai :
1 semen + 3 pasir + 6 krikil
           Untuk beton dari campurn semen dan tras muria, dipakai :
1 semen + 1 tras-muria + 4 pasir + 8 ½ kerikil


GIPS


       Gips adalah suatu jenis batu kimia, yang berupa batu-kapur-asam-belerang (CaSO4H2O) yang terdapat pada batu-gips yang mengandung air dan warna awalnya putuh, setelah dibakar pada suhu 130°C, terdapatlah gips untuk plesteran.
Gips dipakai untuk :
  • bahan ikat, sebagai siar pasangan dan tambahan pada semen
  • cetakan pada pembuatan benda keramik
  • patung atau arca serta pekerjaan seni rupa/seni pahat
  • pembuatan kapur tulis
  • bahan pembalut dalam kedokteran (untuk patah tulang)
       Biasanya gips  dipergunakan pada pembuatan lis-lis dinding, langit-langit dan sebagainya. Gips dipakai tersendiri dengan dicampur bahan yang tidak mudah terpengaruh oleh gips, pula terhindar dari air untuk konstruksi di dalam.


Adukan Gips

       Untuk pekerjaan langit-langit dipergunakan adukan gips. Untuk lapisan bawah :   
       1 kapur-padam + 2 pasir

       Untuk menyelesaikan plesteran hingga menjadi putih, dipergunakan 4 bagian gips atas 5 bagian    kapur yang telah diayak sangat halus

0 komentar:

Posting Komentar